Nama : Robert William
NIM : 09.01.006
Dosen : Ibu Frederika Lay, M.Th.
Nats : 1 Yohanes 5 : 6 – 12
Konteks Umum : 1 Yohanes
I. Persekutuan dengan Allah (1:5 – 2:28)
a. Prinsip-prinsip Persekutuan dengan Allah (1:5 – 2:2)
b. Manifestasi-manifestasi Persekutuan dengan Allah (2:3 – 28)
II Anak-anak Allah (2:29 – 3:24)
III. Roh Kebenaran (4:1 – 6)
IV Kasih Allah (4:7 – 5:3)
V Jaminan dari Allah (5:4 – 20)
Konteks Dekat : 1 Yohanes 5:1-5 dan 1 Yohanes 5:13-17
Konteks Jauh : Yohanes 19:9 ; Bilangan 19
Latar Belakang :
Lima kitab dalam PB ditulis oleh Yohanes: satu kitab Injil, tiga buah surat dan kitab Wahyu. Walaupun Yohanes tidak memperkenalkan dirinya dengan menyebut namanya di surat ini, saksi-saksi dari abad kedua (mis, Papias, Ireneus, Tertullianus, Klemens dari Aleksandria) menegaskan bahwa surat ini ditulis oleh rasul Yohanes, salah seorang dari dua belas murid Yesus. Kesamaan kuat dalam gaya penulisan, kosakata, dan tema di antara surat ini dengan Injil Yohanes memperkuat kesaksian kekristenan mula-mula yang dapat diandalkan bahwa kedua kitab ini ditulis oleh rasul Yohanes.
Penerima surat ini tidak disebutkan. Tidak ada salam atau nama orang, tempat, atau peristiwa di dalam surat ini. Penjelasan yang paling tepat untuk menerangkan kenyataan yang agak aneh ini ialah bahwa dari tempat tinggalnya di Efesus, Yohanes menulis surat yang sama kepada berbagai gereja di provinsi Asia yang berada di bawah tanggung jawab rasulinya. Karena jemaat-jemaat itu mempunyai persoalan dan kebutuhan yang sama, Yohanes menulis berbagai surat edaran dan mengutus utusan pribadinya yang membawa salamnya secara lisan.
Kata Kunci : Persekutuan
Ayat Kunci : 1:3 – 4, 5:11-13
Tujuan
Maksud Yohanes dalam menulis surat ini adalah :
1. Untuk membeberkan dan menyangkal doktrin dan etika yang salah dari para guru palsu
2. Untuk menasehati anak-anak rohaninya agar mengejar suatu kehidupan persekutuan yang kudus dengan Allah dalam kebenaran, dalam sukacita penuh dan kepastian hidup yang kekal, melalui iman yang taat kepada Yesus sebagai Putera Allah dan dengan kehadiran Roh Kudus
Sitz im Lebem
Persoalan yang paling menonjol yang melatar belakangi penulisan surat ini ialah ajaran palsu mengenai keselamatan dalam Kristus dan cara bekerjanya di dalam diri orang percaya. Beberapa orang, yang dahulu merupakan bagian dari sidang pembaca kini sudah meninggalkan persekutuan jemaat (2:19), tetapi hasil dari ajaran palsu, mereka masih memutarbalikkan Injil mengenai bagaimana mereka bisa “mengetahui” bahwa mereka mempunyai hidup yang kekal. Dari segi doktrin, ajaran sesat mereka menyangkal bahwa Yesus itulah Kristus (2:22; bd. 5:1) atau bahwa Kristus menjelma menjadi manusia (4:2 – 3); dari segi etika, mereka mengajarkan bahwa menaati perintah Kristus (2:3 – 4; 5:3) dan hidup kudus dan terpisah dari dosa (3:7 – 12) dan dari dunia (2:15 – 17) tidak diperlukan untuk iman yang menyelamatkan.
Kota Efesus terletak di dataran subur dekat muara sungai kayter. Pada zaman Paulus kota ini merupakan pusat perdagangan. Kota ini merupakan ibukota dari propinsi Asia Kecil, kota tersebut dipimpin oleh seorang wali negeri. Kekristenan tiba di kota ini sekitar tahun 55 M oleh pelayanan rasul Paulus dan dia menulis sebuah surat edaran kepada gereja di Efesus dan gereja-gereja lain yang didirikan olehnya sekitar 8 tahun kemudian. Sebelum Yohanes tinggal di kota ini, banyak orang telah melakukan pekerjaan pelayanan untuk Kristus di Efesus (Akwila dan Priskila, Kis. 18:19; Trofimus Kis. 21:29; keluarga onesiforus 2 Tim. 1 : 16 – 18 dan Timotius).
Moralitas di Efesus sangat rendah. Kuil Diana/ Artemis yang terkenal merupakan pusat pelacuran berkedok agama.
Karena penulis tidak memperkenalkan dirinya untuk para pembaca dalam 1 Yohanes, bisa mengasumsikan bahwa Yohanes mengenal mereka. Ia jelas merasa tidak perlu baik untuk mengidentifikasi dirinya sendiri atau memberitahukan posisinya di gereja awal untuk memperkuat kekuasaannya. Secara sepintas, sikap diam penulis untuk menyebutkan namanya atau posisi juga merupakan ciri khas dari Injil Yohanes. Segera menjadi jelas bahwa guru-guru palsu yang menyebabkan masalah dalam masyarakat saat itu (1 Yohanes 2:27; 4:1).
Bagaimana ?
Yohanes memberi kesaksian tentang Anak Allah kepada pembaca sehubungan dengan ajaran guru-guru palsu yang beredar.
Mengapa ?
Ayat 6 – 8. Bukti bahwa Yesus adalah Allah
Dengan air dan dengan darah. Air menunjuk kepada baptisan Yesus pada awal pelayan-Nya (Yoh. 1:31 – 33), sedangkan darah menunjuk kepada kematiannya di kayu Salib (Yoh. 19:34) Air dan darah menjadi suatu sarana mentahirkan dalam Bilangan 19 dan dalam ibrani 9:13,22. Yesus dibuktikan sebagai Anak Allah dan Mesias yang dijanjikan, oleh air, yaitu baptisan-Nya (Yoh. 1:29-34), ketika Roh Allah turun dari langit kepadanya, dan suara dari surga berkata, “Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan. Yesus Kristus juga datang dengan darah. Ia mencurahkan darah-Nya bagi dosa-dosa dunia, dan ini sesuai dengan semua bahwa para nabi Yahudi telah menulis tentang Dia. Dia datang untuk menyelamatkan kita dari dosa-dosa kita, untuk memberi kita hidup yang kekal, dan membawa kita kepada Allah. Dan Rohlah yang memberi kesaksian, karena Roh adalah kebenaran. Tidak ada kesaksian lebih tinggi dari kebenaran itu sendiri (Yoh.14:17; 15:26; 16:13). Dia adalah Roh Allah dan Ia tidak dapat berbohong. Ada 3 yang memberi kesaksian Roh dan air dan darah dan ketiganya adalah satu (Dengan 3 atau 2 orang saksi perkara itu tidak disangsikan Mat 18:16 dan ulangan 17:6, 2 Kor. 13:1) kesaksian Roh Kudus ditambah kedua fakta tersebut yaitu baptisan-Nya dan kematian-Nya.
Ayat 9 Kesaksian Allah lebih kuat
Rasul Yohanes menyimpulkan, jika kita menerima kesaksian manusia, kesaksianAllah adalah lebih besar, dimana Allah telah bersaksi tentang Anak-Nya, jika kita menerima kesaksian seseorang (kesaksian tersebut diakui di semua daerah yudikatifdan di semua bangsa), kesaksian Allah lebih besar. Ini adalah kebenaran itu sendiri, otoritas tertinggi dan paling infalibilitas tak terbantahkan. Allah, yang tidak bisa berbohong, telah diberikan jaminan yang cukup kepada dunia bahwa Yesus Kristus adalah Anak-Nya yang diutus untuk menyelamatkan dunia ini.
Ayat 10 – 12 Hidup yang kekal di dalam Anak-Nya
Siapa yang tidak percaya kepada Allah, pada dasarnya, mengatakan bahwa Allah adalah pendusta, karena ia tidak percaya bahwa Allah memberikan Anak-Nya untuk menyelamatkan dunia ini. Artinya dia percaya bahwa Allah mengutus Anak-Nya ke dunia untuk menipu dan memimpin dalam kesalahan dan penderitaan, bahkan ke dalam kematian kekal, yang membuat Allah Bapa pencipta langit bumiberbohong. Isi dari kesaksian mengenai Yesus Kristus adalah Allah telah memberikan kepada orang yang percaya hidup yang kekal, dan hidup itu ada di dalam Anak-Nya, Hidup itu adalah Anak. Anak adalah kehidupan kekal, Yoh. 1:2. Dia yang percaya kepada Anak adalah percaya bahwa dirinya memiliki hidup yang kekal. Dia yang tidak percaya Yesus, tidak memiliki hidup kekal.
Kesimpulan
1. Lewat baptisan-Nya dan kematian-Nya di kayu salib ditambah kesaksian dari Roh Kudus, menjadi bukti bahwa Yesuslah juruselamat dunia, tidak ada yang lain
2. Hidup kekal hanya dapat diperoleh dalam Kristus Yesus, karena dia hanya satu-satunya jalan kepada hidup kekal
Penerapan
1. Berhati-hati dengan ajaran palsu yang menyimpang dengan apa yang dikatakan Alkitab
2. Mengajar jemaat dengan pengajaran yang sesuai Alkitab supaya tidak terbawa ajaran yang menyesatkan
Kepustakaan
- Matthew Henry Commentary
- The Pulpit Commentary
- Barne’s Notes
- Wesley Notes
- NIV
- KJV
- NKJV
- The Adam Clarke Commentary
- Wycliffe Bible Commentary
10. Alkitab Sabda